Pelipur lara

engkau kasih pelipur lara di hati kami
karena engkau adalah cinta di hati kami
bila ku tak ada biarlah taburan bunga yang mewakili perasaanku itu
biarlah batu nisan yang menangisinya
andai ku bertemu denganmu
aku tertunduk tepaku
gemetar ku rasa
lemas tak berdaya
dan biarlah deraian air mata yang menyatakannya

ku tuliskan sajak, ku tuliskan puisi
bernafaskan rindu
beriramakan cinta
serasa nafas ini tersekat oleh rasa.
hanya diam terpaku kala candu bercumbu
menggebu dalam semu
kala takut cinta ini dusta
tapi tak ku rasa


menapak jejak mulia engkau duhai kasih
manis senyumu
elok menawan wajahmu
indah tutur katamu
halus tanganmu
bersinar wajahmu
tegap badanmu
lentik bulu matamu
hitam rambutmu
putih kemerahan kulitmu
engkau cinta yang ada
engkau anugerah yang terindah
engkau kasih dan cintaku dunia akhirat

Gemuruh Hati


Gemuruh hati yang sedang di rundung cinta
Rindu semakin membuncah kala kau memenuhi relung jiwa
Seakan nyawa telah meregangkan dari jasadnya
Ruh berbisik lirih mengajak pergi ke alam surgawi
Akan tetapi pantaskah aku ini bila mengharap cintamu
Sedang aku telah lancang memperindah ungkapanku
Adahal aku belum pernah sama sekali menemuimu menjumpaimu
Tapi semua tentangmu telah memenuhi hidupku
KAU. .
Seperti mawar merah yang merekah harum di antara padang gurun sahara
Seperti berlian yang cemerlang di lautan batu hitam
Seperti hujan yang telah membasahi tubuhku
Seperti purnama di getirnya padang mahsyar
Seperti bumi yang ada di genggamanmu
Seperti itulah cinta, lautan kata penuh cinta tak kan pernah habis untuk menggambarkanmu
Keindahanmu tetaplah utuh


Terima Kasih Atas Kunjungan Anda, Semoga Bermanfaat.. :) :D

Allah Karim

Asma ul Khusna

Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan

Perangai

Sepercik Pemikiran

Jabir bin Samurah meriwayatkan, Betis Rasulullah kecil dan lembut (sesuai dengan postur tubuh beliau) Tawa Rasulullah adalah senyuman. Ketika saya memandang beliau, saya dapat menyatakan, ‘Kedua mata beliau sangat hitam, namun bukan disebabkan oleh celak’ (HR Tirmidzi, Ahmad dan Hakim)
Abdullah bin Harits bin Jaza’ meriwayatkan, Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih sering tersenyum daripada Rasulullah. (HR Tirmidzi dan Ahmad)
Allohumma Sholli Wa Sallim Wabarik Alaih