Gak jelas

Seraut wajah nan suram sedih, dapat terkikis oleh senyuman manismu sayang...
hidup terasa hambar takkala tanpa engkau di hati, .
jadi masihkah engkau menyembunyikan wajah manismu di balik kelambu, dan enggan menemuiku,.
di setiap helak'an nafasku ada kamu, di setiap untaian kata yang ku sematkan namamu, terasa manis menemani semilir syaduhnya dalam butiran tasbih, dan rasa itu mengulurkan sekat pada nafas yang tersedak..
menimbulkan cinta, di buai asmara cinta terlalu membara ketika hadirnya itu cinta  dalam titian asmara, gelora jiwa terasa sesakan dada adakah kau mengajaku berdua untuk mendendangkan sebuah sajak cinta nan indah, ku sembunyikan semua ini rapat rapat agar tak ada siapapun yang tahu tapi entahlah,
mulut ini tak kuasa untuk bicara seakan kau hadir di hadapku, terlalu jauh ku bermimpi, terlalu tinggi ku berangan semua itu takkan terjadi jika kau tak menghendaki, ku tunggu kau di akhir masa sayang..
Ah.. serasa ruhku tak sanggup lagi memikul beban ini, ingin rasanya ku rengkuh engkau ya kasih.. akan tetapi betapa malunya diriku ini kala ku jumpa engkau sedang aku berlumuran dengan dosa yang tiada akhir.....
jasad dan ruhku tersekat oleh benang tipis yang mengikat kencang yang kelak akan putus dan menemuimu..

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda, Semoga Bermanfaat.. :) :D

Allah Karim

Asma ul Khusna

Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan

Perangai

Sepercik Pemikiran

Jabir bin Samurah meriwayatkan, Betis Rasulullah kecil dan lembut (sesuai dengan postur tubuh beliau) Tawa Rasulullah adalah senyuman. Ketika saya memandang beliau, saya dapat menyatakan, ‘Kedua mata beliau sangat hitam, namun bukan disebabkan oleh celak’ (HR Tirmidzi, Ahmad dan Hakim)
Abdullah bin Harits bin Jaza’ meriwayatkan, Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih sering tersenyum daripada Rasulullah. (HR Tirmidzi dan Ahmad)
Allohumma Sholli Wa Sallim Wabarik Alaih