Tadinya
aku dengan niat ingin belajar mengaji di ustad.,. sesampai di sana, gus hasan
memimpin membaca yassin untuk abuya dan di lanjutkan dengan kirim alfatihah,
setelah menunggu teryata ustad tidak datang, ustad sedang tindak’an keluar,
langsung saja di lanjutkan dengan mahalul qiyam,. Alloh kenapa aku saat itu,
serasa dada ini terlalu kencang berdegub, terlalu bunca rindu ini denganya. Tak
kuasa ku tahan air mata ini, aku tak bisa berkata, apalagi untuk ikut
melantunkan. Jiwa ini terlalu gemetar. Ah sulit ku gambarkan perasaanku saat
itu, sungguh aku luruh larut dalam anganan cinta dan rindumu muh,.
Serasa
diri ini cumpang camping, hati terasa tercabik cabik, biarpun mereka melihat atau beranggapan lain denganku,
yang pasti ini bukan permasalahan diri tapi permasalahan hati, setelah selesai
mahalul qiyam itu, aku mencoba untuk menenangkan diriku, akan tetapi terasa
sulit bagiku, aku biarkan dulu rindu ini membumbu,. Setelah diri bisa
terkendali, aku pun menenangkan diriku. Menyepi aku di lorong antara tembok
masjid,. Memang aku kelihatan mulai tenang, tapi asal kau tahu dada ini masih
membara merah.
Temanku
menghampiriku, memberikan kitab yang aku pesan, setelah itu aku tanyakan dengan
dia, jadi ngaji apa nggak, dia bilang libur dulu dia beralasan dia ada acara,
pada hal dia melihat diriku itu dengan keadaanku ini yang tak memungkinkan,
setelah berjanjian besoknya kalau aku ke sini lagi, lantas aku pun pulang.
Sesampai di rumah dengan kepala
yang begitu berat sakit, entah mungkin efek dari tadi, aku mencoba menenangkan
hatiku. Aku sapa mb’ sayyidah nurul latifah yang sebelumnya memang dia sudah
sms aku, dan sekarang aku lanjutkan lagi, aku sapa dia,. Setelah saling
smsan,.. lama,. Dan waktu menunjukan jam 10 lebih lantas aku pun bikin kopi,
setelah smsku yang terakhir tidak dia balas, lantas aku tinggal browsing
sebentar, laptop masih menyala, kopi pun masih membara panas, dada pun ikut
membara merah, mata ini masih berkaca kaca, kepala ini sakit, aku ambil saja tasbihku
ku utarakan salam dan sholawat kepadamu dengan berharap engkau hadir di
mimpiku, sebagai obat kegilaanku ini. Dan aku pun tertidur, 1 jam lebih, jam 12
aku bangun, kopi yang tadinya panas kini pun dingin, langsung saja aku minum
kopiku, tapi aku masih tidak kuat dengan tekanan yang ada di dalam tubuhku ini,
langsung saja lptop aku matikan, lampu aku matikan,. Langsung tidur saja aku,
berharap besoknya tenang, kalau aku tetap terjaga maka aku akan tersiksa
terus,. Mangkanya aku buat tidur saja.
Dan
biarlah aku tak berkata, biarlah air mata ini yang menjawabnya dan kau pasti
sudah tahu dengan semua ini
Malam itu benar benar malam cinta,
aku pun tak akan melupakannya, maka aku tulis saja cerita ini,. Tentang Kau
duhai habibi, tentang kau Sayyidah Nurul.. aku cinta engkau :’(
Tentang kamu
Kalau aku sedang membaca sirah perjalananmu, tentang hidupmu
tentang akhlakmu, tentang kau itu cinta,.
Cinta padamu adalah cinta sejati, cinta yang sesungguhnya, dan sulit
untuk di gambarkan, kau itu sangat berpengaruh dalam hidupku. Begitu banyak
kejadian yang sangat mengharuhkan di kehidupanmu dan para sahabatmu,. Tapi
hasil dari semua itu kau telah menulis dengan tinta emas di dunia ini,. Dan
saat yang begitu mengharukan hingga aku tak kuasa untuk mendengarnya atau pun
membacanya adalah, saat wafatnya engkau,. Saat saat kata kata terakhirmu, saat
saat pembicaraanmu dengan malaikat dan para sahabat tentang setelah engkau
wafat, saat pesan terakhir yang begitu terngiang di telinga kaum muslimin saat
itu.
Sungguh sedih, aku pun tak kuasa menulis ini semua, aku gak
bisaaa….. sangat sulit,.. Biarlah air mata sebagai tanda atas semuanya, biarlah
air mata yang menjawabnya,.. :’(
0 komentar:
Posting Komentar