Pertama kali naik kereta dan ke jakarta ^_^

Dulu aku begitu penasaran dengan gimana ya rasanya naik kereta api,. Heeemm.. namanya juga anak desa yang nggak pernah kemana mana, ya jadinya penasaran. Mendengar cerita teman teman yang merantau, jadi pengen aku, akan tetapi belum ada kesempatan, 

Dan akhirnya di awal tahun 2012 kalau nggak salah, waktu itu ada pernikahannya mbk ies yang cucu dari saudara mbah aku, ya brarti dia itu mindoan dengan aku, ada tawaran dari kak ebit, guh,. Ayo milu nang jakarta, sak minggu ae kk engko tak jak dolan dolan, aku jawab iyo kak, wah.. ini kesempatan naik kreta iki,. Senyum J , langsung saja kak ebit pesan tiket kretanya.

Waktu hari berangkat itu, aku dengan mbah, terus kak ebit ma ibuknya, ma ada lagi satu orang tp lupa aku namanya siapa dia, ya.. aku ngewakili emak yang di undang, langsung siang itu berangkat naik mobil pak nur untuk menuju ke stasiun babat, tak berapa lama setela menunggu keretanya datang, aku pun lantas naik, meskipun desel deselan dan mencari tempat duduk, dan akhirnya dapat juga tempat duduk,. 

Wah baru kali ini aku masuk gerbong kreta, dan kretanya pun mulai jalan,. Sekali lagi aku senyum J oh gini ya rasanya naik kereta, di dalamnya duduknya berhadapan terus setiap gerbong ada wc nya, dan lagi buwanyak yang jual makanan, camilan, minuman, baju , dan lainya, yang pasti buwanyak. Tapi waktu itu yang sangat menggangu pikiranku juga adalah sholat,. Waah gimana nie,. Pas uda waktunya sholat magrib, langsung saja aku ke toilet ambil wudlu dan sholat di kursi, meskipun hanya dengan isyarat, tapi alloh maha mengerti.

Tidur pun tidak bisa, hanya duduk saja terus, tidur hanya beberapa jam, suasana gaduh eh teryata ada pemeriksaan tiket, selang beberapa jam tibalah di stasiun semarang, setelah berhenti  beberapa menit, kereta pun melanjutkan perjalanan, dan lagi singgah di stasiun yang lainnya.

Dan subuh pun tiba, kala itu sudah sampai di stasiun jatinegara, dan singgah lagi di stasiun lainnya,. Dan beberapa jam waktu itu jam 07.00 kalau nggk salah, kereta berhenti di akhir tujuan yaitu tujuanku, ya itu stasiun tanjung pri0k jakarta utara,. Waah aku senang waktu itu, bagaimana tidak, stasiun priok ini stasiun penuh sejarah, masa belanda, bangunannya masih lawas banget, ada ruang bawah tanahnya, stasiunya besarr..

Kami pun mencari carteran mobil untuk mengantarkan kami ke rumah tujuan, setelah dapat kami pun lekas beranjak berangkat, akhirnya sampai juga di rumah tujuan, waduh rumahnya besar banget, orangnya kaya banget, ini orang masih minsanan sama emak aku, dan juga keponakanya mbahku,. Dari yang dulunya aku gak kenal dengan keluarganya sekarang aku pun kenal.

Satu minggu di rumah itu sampai datang akhirnya waktunya acara resepsian itu, waktu itu acaranya meriah, aku di bagi baju seragam, dan lagi acara makannya itu prasmanan, jadi ruwame banget, kenyang kenyangin makan deh, senangnya lagi di sana aku ketemu banyak orang dempel, dan lagi aku pun tau tempatnya herman, warung warungnya teman,.

Waktu hari pulang, aku pun masih di kasih uang 300 ribu, wah tambah senang banget aku,. Apalagi tiket pulangnya juga di tanggung,  setelah kami berpamitan,. Kami pun lantas beranjak ke setasiun dan sama seperti waktu berangkat, kami berangkat dari setasiun tanjung pri0k menuju stasiun babat lamongan,.

Setelah kami naik kereta, waktu itu jam 03.00 kereta berangkat, semalam dan akhirnya sampai di stasiun babad pukul 03.15 wib,. Dengan bawaan yang begitu banyak kami pun kesulitan dalam membawanya. Setelah turun lantas kami cari carteran untuk ngantar ke desa kami,. Akhirnya sampai di rumah pukul 04.45 waah suasananya beda banget, di kampung ini, padahal Cuma aku tinggal satu minggu saja tapi semuanya berasa beda, nah inilah asiknya kalau merantau,.. akhir cerita, ya ini kisah pengalamanku, alhamdulillah aku suka itu. Takkan pernah aku lupa ^_^

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda, Semoga Bermanfaat.. :) :D

Allah Karim

Asma ul Khusna

Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan

Perangai

Sepercik Pemikiran

Jabir bin Samurah meriwayatkan, Betis Rasulullah kecil dan lembut (sesuai dengan postur tubuh beliau) Tawa Rasulullah adalah senyuman. Ketika saya memandang beliau, saya dapat menyatakan, ‘Kedua mata beliau sangat hitam, namun bukan disebabkan oleh celak’ (HR Tirmidzi, Ahmad dan Hakim)
Abdullah bin Harits bin Jaza’ meriwayatkan, Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih sering tersenyum daripada Rasulullah. (HR Tirmidzi dan Ahmad)
Allohumma Sholli Wa Sallim Wabarik Alaih