Awal Perpisahan penuh haru kesedihan :'( :'(


              Sewaktu sahabat merasa bahwa ajal Rasulullah telah dekat ( dari kalimat kalimat beliau dalam khotbah yang disampaikan pada waktu sakit) mereka menangis terseduh seduh akibat pengaruh kalimat kalimat itu dalam jiwa mereka. Tak seorang pun dari mereka membayangkan bagaimana hidup tanpa Rasulullah saw.
                Abu said berkata bahwa pada suatu hari, Rasulullah saw. Keluar menemui kami yang sedang berada di masjid. Beliau mengikat kepala beliau dengan sehelai kain, waktu itu beliau sakit, sakit yang mengantarkan beliau menjemput ajal, beliau menuju mimbar dan lalu berdiri di sana. Kami pun mendekati beliau, beliau berkhotbah.
‘’ demi Allah yang jiwaku di tangaNya, sekarang aku telah berdiri di telaga surga… seorang hamba yang di tawari dunia dan segala perhiasanya tapi dia memilih akhirat’’
                Tak ada yang mengerti maksud beliau selain abu bakar. Air matanya mengalir. Dia menangis, katanya ‘’ kami tebus anda dengan bapak, ibu, diri serta harta kami’’
                Beliau turun dan tak pernah berdiri lagi di sana sampai beliau wafat. Ibnu abbas bercerita bahwa ketika turun firman allah “ apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan” ( An-nashr 1 ) Rasulullah memanggil fatimah lalu bersabda, “Aku di beri tahu akan mati”
                Fatimah menangis mendengarnya, tapi beliau menenangkanya “ jangan menangis kamu adalah keluargaku yang pertama menyusulku”
                Akhirnya Fatimah tertawa. Hal itu di lihat oleh salah satu istri Rasulullah Saw, dia bertanya, “ aku melihat kamu menangis, lalu tertawa ada apa?” Fatimah menjawab beliau bersabda kepadaku “ aku telah di beritahu aku akan mati’ makanya aku menangis. Lalu beliau bersabda jangan menangis. Kamu adalah keluargaku yang pertama menyusulku, makanya aku tertawa”
                Dalam thabaqat-nya. Ibnu saad meriwayatkan dari aisyah. Saat itu aku sedang duduk di dekat Rasulullah Saw. Fatimah berjalan mendekat, jalannya seperti  jalan Rasulullah. Kata beliau, “ selamat datang putriku”
                Beliau mendudukanya di sebelah kanan atau kiri beliau. Lalu beliau berbisik kepadanya sehingga ia menangis. Setelah itu beliau berbisik lagi sehingga ia tertawa aku bertanya “ Aku tak pernah melihat anda tawa dekat dengan tangis. Rasulullah Saw. Bicara secara khusus kepadamu lalu kamu menanngis. Apa yang beliau bisikan kepadamu?”
Fatimah menjawab “ aku tidak mau membongkar rahasia Beliau”
Setelah beliau wafat aku kembali bertanya kepada Fatimah. Ia menjawab, “ Beliau bersabda, jibril setiap tahun datang kepadaku mendengar hafalan Al qur’an ku satu kali. Aku kira karena ajalku telah dekat dan aku pendahulumu yang sebaik baiknya “ beliau juga bersabda, “ tidakkah kamu rela menjadi tuan bagi kaum wanita umat atau dunia ini? ‘ karena sabda beliau lah aku tertawa”  
Sakit Rasulullah Saw semakin keras. Kedukaan masyarakat bertambah dalam. Tangis mereka semakin kencang. Hal ini menunjukan betapa dalam cinta mereka kepada Rasulullah Saw . mereka menunjukan kesedihan atas Nabi Saw. Manusia paling mulia yang telah memberikan mereka hidayah, mengajari mereka, dan menasehati mereka dengan sebaik baiknya, Nabi yang berada di tengah mereka seperti saudara dan ayah yang penyayang, saat sedang sakit keras dan amat payah pun beliau tidak lupa atau keberatan menyampaikan nasihat. Inti wasiat beliau kepada mereka ketika menjelang wafat, “ jagalah shalat dan istri kalian” beliau terus mengucapkanya sampai nafas terakhir.
            Sesaat Rasulullah Saw pingsan. Ketika sadar, beliau bersabda, “ Allah..Allah …jagalah istri istri kalian. Beri mereka pakaian. Kenyangkan perut mereka. Dan berkata lembutlah kepada mereka.”
            Beliau bersabda pula menjelang wafat itu. “hendaknya tak ada seorang pun dari kalian yang mati kecuali dia berbaik sangka kepada Allah”
            Dalam thabaqat-Nya, ibnu saad menyebutkan bahwa seorang pria dari penduduk makkah berkata bahwa al fadl bin abbas menjenguk Nabi Saw. Pada saat beliau sakit. Beliau bersabda,” fadhl, kencangkan ikatan perban pada kepalaku ini”
            Setelah fadhl mengencangkan ikatan itu, beliau bersabda “ perlihatkan tanganmu kepadaku”  beliau memegang tangan fadhl lalu bangkit dan masuk masjid. Setelah mengucapkan hamdalah, beliau bersabda, “ telah dekat kepadaku hak –hak di hadapan kalian. Aku hanya manusia biasa, Siapa saja yang pernah aku singgung kehormatanya, ini kehormatanku, silahkan membalas, siapa saja yang pernah aku sakiti kulitnya, ini kulitku, silahkan membalas, siapa saja yang pernah aku ambil hartanya, ini hartaku, silakan ambil, ketahuilah, orang yang paling utama di mataku di antara kalian adalah yang berhak membalas itu lalu dia mengambil haknya atau dia memaafkanku. Hendaknya tidak ada orang yang berkata,’Aku takut bermusuhan dan bertengkar dengan Rasulullah Saw. Sebab permusuhan dan pertengkaran itu, bukanlah tabiatku dan bukan akhlakku. Dan siapa saja yang nafsunya menguasainya dan mengendalikanya ( untuk melakukan kejahatan), hendaknya dia meminta tolong kepadaku. Aku akan menolongnya.”
            Mendengar itu seseorang berdiri lalu berkata,” ada seseorang yang meminta kepada lalu anda menyuruh saya memberinya dan saya pun dan saya pun memberinya tiga dirham”
            Beliau menjawab,” Dia benar. Fadhl. Beri ia tiga dirham” selanjutnya seseorang lagi berdiri dan berkata “ Rasulullah, aku ini orang yang bakhil, pengecut, suka tidur, do’akan saya agar tidak bakhil, tidak takut, dan tidak banyak tidur,” beliau pun mendo’akannya.
            Ada pula wanita yang berkata ,” Aku ini begini dan begitu. Do’akan agar itu hilang dari diri saya,” Beliau bersabda, “ pergilah ke rumah aisyah”
            Setelah pulang kerumah aisyah, Rasulullah Saw meletakan tongkat beliau di atas kepala wanita tersebut. Seraya mendo’akannya. Kata aisyah,” wahai wanita itu menjadi banyak sujud ( rajin beribadah ),” Rasulullah Saw. Bersabda “ panjangkan sujud sebab seorang hamba paling dekat dengan Allah Swt. Pada waktu sujud”
            Kata aisyah,” Demi Allah, sebelum wanita itu berpisah dariku, aku telah melihat do’a Rasulullah Saw, untuk terkabul,” 
            Berikut ini detik detiik yang mengharukan hati setiap orang yang mencintai Rasulullah Saw. Saat saat menjelang wafat beliau, saat beliau mengucapkan kata berpisah kepada para sahabat dan memberitahukan dekatnya ajal beliau kepada mereka. Ibnu mas’ud berkata,” Nabi dan kekasih kita menerangkan beliau akan wafat kepada kami sebulan sebelum beliau wafat,”
            Ketika perpisahan itu telah dekat, beliau mengumpulkan kami, Aisyah. Beliau bersabda, “ selamat datang kepada kalian. Allah menyampaikan salam kepada kalian. Semoga Allah merahmati kalian. Semoga Allah menjaga kalian, semoga Allah memberi kalian rezeki. Semoga Meninggikan kalian. Semoga Allah memberi manfaat kepada kalian. Semoga Allah memberi kalian tempat tinggal, semoga Allah melindungi kalian, Aku berwasiat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, Aku berdo’a semoga dia menjaga kalia, aku ingatkan kalian untuk waspada terhadap azab Allah, sesungguhnya aku adalah pembawa berita ancaman dari-Nya kepada kalian, jangan kalian bersikap takabbur terhadap hamba hamba-Nya, dia telah berfirman kepadaku dan kepada kalian, 
“ negeri akhirat itu kami jadikan untuk orang orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan 9 yang baik) itu adalah bagi orang orang yang bertakwa’ ( al-Qashash 83)
Dia juga berfirman
“ bukankah dalam neraka jahanam ada tempat bagi orang orang yang menyobongkan diri?” (az-Zumar 60)
Kami bertanya, “ Rasulullah kapan ajal anda?”
Beliau menjawab, ‘ perpisahan telah dekat, dan pulang adalah kepada Allah Swt. Ke surga, ke sidratul muntaha, ke teman yang maha tinggi, keberuntungan dan kehidupan yang nikmat”
            “ Rasulullah, siapa yang yang memandikan anda?” tanya kami
“ kaum lelaki dari keluargaku, lalu orang yang dekat dan seterusnya,” jawab beliau
“Dengan apa kami mengkafanimu” ?
Beliau menjawab, “ dengan bajuku ini jika kalian mau, atau dengan pakaian mesir atau jubah yaman.”
Kami betanya lagi,” siapa yang menshalati anda?”
Saat itu kami menangis dan beliau pun menangis, lalu beliau menjawab, “ sebentar….semoga Allah merahmati kalian. Dan, semoga Dia membalas kebaikan kalian. Jika kalian telah memandikanku dan mengkafaniku, baringkanlah aku di ranjangku ini di atas bibir kuburanku di dalam rumahku ini, lalu tinggalkanlah aku sesaat sebab orang pertama yang menyalati aku adalah kekasihku, jibril, lalu mikail, lalu israfil, lalu malaikat kematian bersama seluruh tentara malaikatnya, setelah itu masuklah secaraberkelompok bergantian dan ucapkanlah shalawat dan salam kepadaku, jangan menyakitiki aku dengan tazkiyah atau teriakan. Yang memulai menshalati aku adalah kaum lelaki dari keluargaku, lalu kaum wanit keluargaku, setelah itu baru kalian, ucapkan salam juga kepada sahabat-sahabatku yang tidak hadir ( telah wafat). Ucapkan salam pula kepada orang orang yang mengikuti agamaku ini hingga hari kiamat.”
Kami bertanya,”Rasulullah, siapa yang masukan anda ke liang lahat”?
“Keluargaku bersama banyak malaikat, mereka melihat kalian tapi kalian tidak meliihat merek,” jawab beliau.
            Alangkah mengharuhkannya saat saat seperti itu. Kalimat-kalimat beliau sangat berpengaruh dalam jiwa seorang mukmin. Sungguh suasana seperti itu membuat air mata mengalir, menggetarkan perasaan karena sedih atas wafatnya Rasulullah Saw.

Tapi lebih berat dan sedih jika kita menyinggung kesempatan terakhir dari kehidupan Rasulullah Saw. Menjelang wafat. Beliau bermunajat kepada Allah, berbicara denganNya. Dia memberi beliau pilihan untuk meringankan beliau. Saat itu beliau berbicara dengan duta langit, jibril, hingga malaikat kematian menjemput beliau. Beliau berbicara kepada diri sendiri. Biasanya, setiap kali sakit, beliau berdo’a kepada Allah Swt. Agar di karuniai kesembuhan, kecuali pada saat – saat terakhir itu. Beliau berkata,” wahai jiwaku, mengapa kamu berusaha melarikan diri?”
Beliau meminta air. Lalu beliau usapkan air itu ke wajah seraya berkata, “ Ya Allah, bantu Aku menghadapi sakitnya kematian,” setelah itu Beliau berkata,” mendekatlah kepadaku, jibril, mendekatlah kemari, jibril, mendekatlah.”
Sewaktu turun menemui Rasulullah Saw, jibril berkata,”Ahmad, Allah Swt mengutusku kepadamu sebagai penghormatan dan pemuliaan kepadamu. Dia bertanya kepadamu tentang hal yang lebih dia ketahui, dari pada kamu sendiri, dia bertanya,’bagaimana keadaanmu?”
Rasulullah Saw menjawab,”Jibril, aku merasa merana, aku merasa sengsara.”
Lalu malaikat maut minta izin masuk, jibril berkata, “Ahmad, ini malaikat maut datang meminta izin kepadamu. Padahan dia tidak pernah minta izin kepada seorang manusia pun sebelummu dan tidak pula setelahmu”
“izinkan dia masuk,” jawab Rasulullah Saw.
Malaikat maut masuk dan berdiri di hadapan Rasulullah Saw. Katanya,”Ya Rasulullah, Allah mengutusku kepadamu. Dia memerintahkanku mematuhi segala perintahmu. Jika kamu menyuruhku mencabut nyawamu, aku akan cabut, jika kamu suruh aku membiarkanya, aku akan membiarkanya,”
“Benarkah kau akan melakukannya?”
“Aku di suruh mematuhi semua yang kamu perintahkan,” jawab malaikat maut.
Jibril ikut bicara,”Ahmad, Allah telah rindu kepadamu”
Rasulullah Saw. Berkata “ malaiikat maut laksanakanlah apa yang di perintahkan kepadamu.”
Jibril berkata” salam sejahtera kepadamu, Rasulullah ini adalah kali terakhir aku turun kebumi, hanya kamulah hajatku ke dunia ini.”
Rasulullah Saw. Wafat. Dan datanglah ucapan bela sungkawa. Mereka ( para sahabat) mendengar suara tapi tidak melihat orangnya,’Assamualaikum, ya ahlal baiti wa rahmatullahi wa barakaatuh,’
“ tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah di sempurnakan pahalamu”(Ali imran 185)
Ketika Rasulullah Saw, wafat. Para sahabat meneteskan air mata melepas kepergian beliau, namun, berbeda bagi umar, dia tidak rela, bahkan mengancam orang orang yang mengatakan Rasulullah telah wafat. Melihat kondisidemikian. Abu bakar yang biasa berbicara lembut, angkat bicara dengan tegas membacakan kalam ilahi,” Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul.. Apakah jika dia wafat atau di bunuh kamu berbalik ke belakang ( murtad )?....”( Ali imran144) , umar pun terdiam dan sadarkan diri seolah olah dia baru pertama kalimendengar firman Allah tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda, Semoga Bermanfaat.. :) :D

Allah Karim

Asma ul Khusna

Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan

Perangai

Sepercik Pemikiran

Jabir bin Samurah meriwayatkan, Betis Rasulullah kecil dan lembut (sesuai dengan postur tubuh beliau) Tawa Rasulullah adalah senyuman. Ketika saya memandang beliau, saya dapat menyatakan, ‘Kedua mata beliau sangat hitam, namun bukan disebabkan oleh celak’ (HR Tirmidzi, Ahmad dan Hakim)
Abdullah bin Harits bin Jaza’ meriwayatkan, Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih sering tersenyum daripada Rasulullah. (HR Tirmidzi dan Ahmad)
Allohumma Sholli Wa Sallim Wabarik Alaih