Saat sedih :'(


  Cerita sedih ini aku tulis awal dari kesedihan pada saat itu.
                Tahun 2002, saat itu aku masih kelas 1 smp, dan pada saat itu saya sekolah di yayasan wachid hasjim parengan, pada tahhun itu ibuku melahirkan adiku ke 4 yang melahirkan anak laki laki, malam itu telah lahir dengan selamat adiku kecil, semua senang terasa bahagia awalnya keluargaku, kesedihan itu mulai pada saat siang hari setelah dhuzur pada saat itu saya mau berangkat sekolah, tapi saya mampir di tempat bersalin melihat ibuku, dan aku berangkatlah sekolah, sesampai di sekolah itu perasanku tak enak sama sekali, perasaan tidak ini sepertinya menandakan ada sesuatu, setelah aku pulang sekolah terbuktilah hasil dari perasaan itu semua, ternyata ibu mengalami pendarahan hebat saat habis melahirkan adiku itu, hancur sudah perasaanku, berderailah air mataku,. Perasaan yang bercampur aduk tak karuan ini membuatku shock, dan heri berikutnya aku ikut menjenguk orang yang akan menjenguk kesana,. Perasaan terasa agak melega ketika melihat wajah ibuku yang seakan membaik keadaanya, terpaksa adiku harus di rawat oleh bude budenya, selang beberapa hari ibu pulang, alhamdulillah ujarku.
                Hari berjalan seperti biasa, bapak yang bekerja sebagai pencari ikan alias nyetrom dengan penghasilan yang terkadang banyak terkadang sedikit, rata rata 30 ribu satu hari, sedangkan adiku meminum susu yang harganya 50 ribu, belum lagi biaya sekolahku, biaya sekola mbakku, biaya sekolah adiku, sering kali aku menghelak nafas sejenak meratapi hidup ini seraya mensyukuri, akan tertapi allah maha kaya, maha melihat, mahapengasih lagi maha penyayang, membuat saya dan keluargaku dengan penghasilan bapak segitu kami bisa menikmatiu hidup dan alhamdulillah bisa tercukupkan semua kebutuhan yang ada. Dan lagi tahun yang menyedihkan dalam hidupku. Di mulai tahun
                Pada tahun 2005 pada saat itu saya masih kelas 3 smp pada saat itu sudah mulai ujian akhir kelas 3, ibuku mulai merasakan gelagat tidak enak pada padanya, periksa periksa dan periksa di dokter sekitar sini, tapi tanpa hasil, akhirnya di berangkatkan sama bapak di rumah sakit Nasrul Ummah lamongan, lagi lagi hatiku hancur tak karuhan kala mendengar ibuku mlm ini akan di oprasi batu ginjal, dengan keadaankuyang esoknya akan ujian sekolah, aku hanya bisa menangis bersama mbakku di rumah, aku sholat berdoa dan mengaji dengan nada yang menangis aku berdoa memohon padanya ya allah,. Kenapa ini, tolonglah aku dan keluargaku, tolonglah ibuku, setelah selesai ujian aku menengok kerumah sakit, dengan airmata aku tersimpuh di pojokan ruang melihat ibuku sakit, alangkah kagetnya diriku saat melihat penyakit atau batu yang baru saja di keluarkan dari ginjal ibu, ternyata satu toples sosis,  kala itu adiku masih ber umur 4 tahun dengan umur yang masih kecil dia menangis terus, semua warga dempel bersimpati pada keluargaku. Setelah pulang aku membuang batu/penyakit yang di kandung ibuk saya buang di bengawan solo. Singkat cerita alhamdulillah., sembuh dan pulang.
                Pada tahun 2007 mbkku yang pertama menikah, dapat orang magetan, dan beberapa minggu setelah pernikahan itu bapak di ajak saudara sepupu pergi ke kalimantan, dan meninggalkan ibuk di rumah denganku, tetapi tak lama kemudian ibu menyusul kesana, kala itu aku masih kelas 2 smk negeri lamongan kelas jauh di parengan, hanya 2 tahun di sana ibuku pulang karena sakit di sana, sakitnya infeksi akibat oprasi ginjal itu, badannya kurus kering hitam badanya, saat itu aku begitu sedih sangat sedih dengan sakitnya ibuk lagi, aku periksakan di rumah sakit muhammadiyah lamongan, dengan periksa rawat jalan, setiap 2 minggu periksa kesitu, sampai beberapa bulan lamanya, tak sembuh sembuh, alhamdulillah allah maha pengasih yang senangtiasa mengasihi hambannya, ibuku di kasih sembuh dan sehat kembali. Dan sejak itu tahun 2009  dan seterusnya ibuku di rumah, dan bapak di kalimantan mencari nafkah dengan menjual pentol di sana.
                Akan tetapi kesedihan itu enggan beranjak dari keluargaku dan diriku, pada tahun 2013, tepatnya di bulan juli 2013, awalnya mengeluh biasa dan aku periksakan di rumah sakit muhammadiyah lamongan, ibuku puasa terus foto, dengan keluhan yang tidak bisa BAB periksa di rumah sakit itu, periksa pertama tanpa hasil dengan foto yang habis 750.000, dan di kasih obat untuk rencananya akan di foto 3 hari setelah periksa itu, dan periksa ke 2 hari itu hari kamis, dokter menyuruh foto, tetapi dubur yang di masukin selang dan cairan obat itu tidak bisa masuk cairan ke dalam lambung jadi tidak bisa di foto, karena ada yang menghambat saluran anus ibuku, tukang foto menyarankan agar foto scan, x ray dsb yang semua itu dengan biaya 2500.000, aku bingung tak ada yang bisa buat bandingan, akhinya aku tlpn plek mim untuk bandingan, akhirnya aku juga bandingan dengan ibuku, dia minta di foto saja karena sudah terlanjur puasa, dan aku pulang ambil uang pulang sendirian untuk biaya foto, menjelang bulan puasa yang kurang 1 bulan lebih, malam itu tepat jam setengah tiga aku bermimpi gigi atasku itu copot, awalnya aku nggak biasa, tetapi mimpi itu kembali datang dan gigiku copot lagi, aku sangat sedih aku merasa ini firasat buruk, akan tetapi aku memaknai mimpiku itu dengan baik, karena ‘ kata ustad kalau mimpi di tafsiri baik maka hasilnya akan baik’. Jam setengah 3 setelah saat mimpi itu aku terus menangis dan sholat memohon kepadanya agar tak ada apa apa, tetapi 2 minggu setelah mimpi itu hadir,  alangkah hancurnya diriku betapa merananya hatiku ternyata ibuku sakit lagi. Hati anak mana yang tak hancur melihat sakit ibunya, setela di bawah di rumah sakit Fatimah lamongan. Dan lagi ibuku masuk kamar oprasi, agaknya sepertinya kamar oprasi masih belum mau jauh dari ibuku.
                Setelah foto di rumah sakit muhammadiyah dan hasilnya keluar, alangkah shock dan kagetnya aku dan ibuku saat di jelaskan oleh dokter bahwa penyakit ibu ini banyak, pertama : ada batu di empedu ibu, batu empedu, kedua: ada tumor di sisi kanan bawah. Ketiga: tertinggalnya batu di ginjal, tapi tidak masalah dan berpengaruh, dan dokter mencari penyebab utama tidak bisanya buang air besar. Sejak mendengar itu saya dan ibuku shock,.. diam, tak doyang makan, merenung, sedih dsb semua perasaan itu bercampur aduk jadi satu, dan periksa itu selesai malam jam 09.00 mlm, pas bapak yang kemarin aku tlpon terus pulang terus mampir di rumah sakit, dan aku suruh ajak ibuk pulang naik mobil carter karena keadaan pada saat itu hujan dan aku naik sepeda motor, aku kasihan dengan ibuku kalo naik motor nanti kehujanan karena dia sakit, dan ini Allah sepertinya sudah mengatur sedemikian rupa jalan ini, aku pulang naik motor sendiri dengan keadaan hujan sampai di rawa pucuk ban sepeda motorku bocor, tapi aku geladak saja sampai rumah, tadi misalnya kalau ibu saya gonceng dlm keadaan hujan dan terus dalam keadaan banku bocor, tapi allah mengatur lain. Agaknya aku sedikit tenang karena bapak di rumah jadi ada yang bisa buat bandingan, pagi itu langsung saya dan ibuku dan bapakku berangkat ke lamongan untuk oprasi di rumah sakit Fatimah, sore itu aku pesan darah 2 kantong, mlm mulai oprasi 2 penyakit sekaligus di ambil atau di oprasi, yang pertama batu empedu, dan yang ke dua tumor di dalam kandungan, getir, sedih, cemas, melandaku, bapak, lekton, ari, al , yayan, semua diam senyap…… aku hanya bisa membaca sholawat terus menerus agar semua berjalan dengan lancar dan baik baik saja, puji syukur Alhamdulillah oprasi pukul 09.00 sampai pukul 12.35 pun selesai  dan berjalan lancar, semua terasa lega, dan mulai tidur, darah yang ku pesan 2 kantong ternyata tidak di pakai, dan aku kembalikan rugi 120rb.
                Tapi kesedihan belumlah usai, karena setelah oprasi itu ibuku belum bisa buang air besar  selama 19 hari, dan ini membuatnya sakit tak terkira, hari itu juga langsung di bawah ke rumah sakit di sana mulai hari senin sampai kamis, keadaanya sangatlah parah seakaan meregang nyawa, dan pas malam jumat sat bapak kembali pulang dari kalimantan itu, langsung saja ibuku di oprasi lagi untuk colostomy,. Karena usus dalamnya terdesak oleh tumor ganas, jm 9 aku pesan darah sampai jam 12 tapi belum aku ambil masih di titipkan di palang merah, aku kembali d rumah sakit jm itu juga ibuku masih di ruang oprasi,. Dan aku menunggu sampai jam 1, tp rasa kantuk dan dingin mendera sampai aku tak kuat, dan akhirnya aku pun izin untuk tidur, setlah itu jam 02.30 aku di bangnin karena oprasi sudah selesai, dan aku di suruh mengambil darah di pmi jam itu juga,.. keadaan dingin, sepi,. Rasa taat mengalahkan rasa takutku,. Sesampai di pmi ternyata pmi nya tutup, dan aku kembaliukakan untuk  di rumah sakit,. Dan pihak rumah sakit menelpon agar di bukakan, segera aku kembali di pmi, setelah itu aku pun tidur sebentar 30 minit dan subuh datang,.
                Waktu penyembuhan setelah oprasi ke 2 ini cukuplah lama 12 hari dirumah sakit,. Aku , mbah wor, bapak,. Lah yang menjaga di sana, watu itu seharusnya aq senang senang dengan menyabut bulan puasa yang datang,. Hingga saat datang lah bulan puasa, puasa pertama di rumah sakit, dan puasa kedua pun di rumah sakit, akan tetapi sorenya harinya sudah boleh pulang, waktu penyembuhan sampai lebaran, dan keluarga di bimbangkan dengan mau kemo atau tidak,. Akhirnya setelah lebaran aku berangkat di surabaya 1 mobil untuk periksa kemo,. Dengan proses yang ruwet dan membuat ndasku mumet pokok’e

Hingga saat ini aku masih berkutat dengan kesedihan kesedihan yang telah di gariskan padaku,.
Begitu sangat mendalam kesedihan itu, dan aku yakin alloh takkan menguji hambanya melebihi batas yang aku mampu, dan aku yakin alloh memberikan semua ini karena aku dan keluargaku sanggup menjalaninya, semoga aku bisa ikhlas dalam menjalankan segalanya,..

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda, Semoga Bermanfaat.. :) :D

Allah Karim

Asma ul Khusna

Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan

Perangai

Sepercik Pemikiran

Jabir bin Samurah meriwayatkan, Betis Rasulullah kecil dan lembut (sesuai dengan postur tubuh beliau) Tawa Rasulullah adalah senyuman. Ketika saya memandang beliau, saya dapat menyatakan, ‘Kedua mata beliau sangat hitam, namun bukan disebabkan oleh celak’ (HR Tirmidzi, Ahmad dan Hakim)
Abdullah bin Harits bin Jaza’ meriwayatkan, Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih sering tersenyum daripada Rasulullah. (HR Tirmidzi dan Ahmad)
Allohumma Sholli Wa Sallim Wabarik Alaih